B. UNSUR-UNSUR BUDAYA

               B. UNSUR – UNSUR  BUDAYA





Unsur – unsur budaya ada 7 macam.

1.
Religi/ kepercayaan






Adalah suatu keyakinan bahwa hal – hal yang dipercayai itu benar dan nyata. Tuhan, manusia, benda – benda, hewan dan lain – lain. Untuk mengetahui asal mula religi orang – orang Eropa berupaya mempelajari sistim religi kuno. Semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan kepercayaan atau agama didasarkan pada suatu getaran jiwa, yang disebut emosi keagamaan. Emosi keagamaan inilah yang menyebabkan suatu benda, tindakan, atau gagasan. Tata cara pelaksanaan upacara keagamaan bermacam – macam sifat dan jenisnya, seperti sesaji, berkorban, berdoa, makan bersama, menari tarian suci, nyanyi – nyanyian, berpawai, memainkan drama, berpuasa, bersemedi, shalat, dan sebagainya. Diantara upacara keagamaan tersebut ada yang dianggap sangat penting oleh suatu penganut agama, tetapi tidak dikenal dalam agama lain.


2. Kekerabatan dan organisasi social





Apabila kita perhatikan, aktifitas kehidupan masyarakat selalu diwarnai oleh kegiatan yang bersifat kekerabatan dan organisasi social.


a. Sistim kekerabatan

Sistim kekerabatan adalah pola kehidupan suatu kelompok masyarakat yang bersifat dan bercirikan kekeluargaan atau kekerabatan karena adanya hubungan pertalian darah, keturunan nenek moyang adan asal usul identitas yang sama.
Sistim kekerabatan tiap suku berbeda beda, ada yang menerapkan kekerabatan matrilineal, patrilinial, parental, dan sebagaianya.

Pada pertengahan abad ke-19, ahli antropologi L.H.Morgan, E.B.Taylor, dan J.J. Bachofen telah meneliti sistim kekerabatan yang berlaku didunia. Selain sistim kekerabatan patrilinial, matrilineal, dan parental ada pula sistim kekerabatanbilinial dan ambilinial.


Menurut L.M. Morgan macam – macam sistim kekerabatan erat kaitannya dengan istilah kekerabatan. Masyarakat adat yang berdasarkan geneologi sering disebut sebagai masyarakat hukum


1) Sistim kekerabatan parental

Parental adalah sistim kekerabatan yang menarik garis keturunan dari kedua belah pihak yaitu ayah dan ibu. Sistim kekerabatan ini dianut oleh suku, Jawa, Sunda, Bugis, dan Makkasar.

Sistim kekerabatan parental dikelompokkan lagi menjadi 4, yaitu:

a) Ambilinial

Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari pihak ayah atau pihak ibu secara bergantian.

Bagan sistim kekerabatan ambilinial

b) Konsentris

Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga sampai jumlah tertentu. Misalnya pada suku bangsa Sunda dikenal istilah sabondoroyot ( satu keturunan dari nenek moyang yang dihitung sebanyak 7 generasi.

c) Primogenitur

Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari ayah dan ibu yang usianya tertua saja. Misalnya pembagian harta warisan, hanya anak sulung saja yang dapat.

d) Ultimogenitur

Adalah sistim kekerabatan yang menarik garik hubugan keluarga dari ayah atau ibu yang usianya termuda saja (bungsu). Misalnya pembagian harta warisan hanya anak bungsu saja yang mendapatkannya.

2) Sistim kekerabatan unilateral

Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari satu pihak saja, yaitu dari pihak ayah (patrilinial), atau dari pihak ibu ( matrilineal). Yang mengenut sistim kekerabatan patrilinial adalah suku Batak, Flores, Minahasa. Sedangkan yang menganut sistim kekerabatan matrilineal adalah suku Minangkabau.

3) Sistim kekerabatan altenerend

Adalah sistim kekerabatan yang anggota – anggotanya menarik garis keturunan secara berganti – ganti sesuai dengan pola perkawinan yang diterapkan orang tua. Dalam sistim kekeranatan altenerend, garis keturunan patrilinial dan matrilineal berlaku berganti ganti.


Dalam kekerabatan altenerend dikenal 3 bentuk perkawinan, yaitu

a. Perkawinan berdasarkan garis keturunan ibu, disebut kawin semendo

b. Perkawinan berdasarkan garis keturunan ayah, disebut kawin jujur
c. rajo
- Apabila orang tuanya melakukan perkawinan semendo, maka anak – anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ibu.
- Apabila orang tuanya melakukan perkawinan jujur, maka anak – anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ayah.
- Jika orang tuanya melakukan perkawinan semendo rajo – rajo, maka anak – anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ibu dan ayah ( campuran )

b. Organisasi social
Organisasi social adalah perkumpulan yang dibentuk oleh masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Adanya organisasi social ini merupakan wujud kehidupan kolektif manusia sebagai makluk social. Perwujudan kehidupan kolektif manusia dalam skala besar ialah sebuah negara nasional.

Dalam suatu negara nasional terdapat sejumlah perkumpulan atau organisasi social. Di Indonesia kita mengenal adanya perkumpulan suku bangsa, Suku Jawa, Suku Dayak dan sebagainya. Dalam setiap suku bangsa terdapat desa dan kota. Di setiap desa atau kota terdapat organisasi pendidikan, organisasi politik, organisasi social lainnya.


3. Mata pencaharian




Mata pencaharian masyarakat mencerminkan corak kebudayaannya. Pada masyarakat tingkat peradaban atau kebudayaan masih sederhana , mata pencahariannya juga sederhana. Misalnya pada masyarakat pra aksara, mata pencahariannya sangat sederhana. Misalnya berburu dan meramu, beternak, menangkap ikan dan berkebun di lading. Berburu dan meramu adalah mata pencaharian yang paling tua di dunia.

Suku bangsa peternak hidup di daerah pegunungan, sabana, dan stepa. Mereka pada umumnya beternak kambing, domba, kuda, unta, dan ternak besar lainnya. Suku bangsa peternak pada umumnya hidup mengembara sepanjang musim dingin dan musim panas pada wilayah yang yang amat luas. Mereka berkemah pada malam hari. Itulah sebabnya suku bangsa peternak berperilaku agresif, pemberani dan pengembara yang ulung..

Bercocok tanam di lading atau berhuma juga merupakan pencaharian tradisional yang tergolong tua. Berladang dilakukan dengan cara membuka hutan, menebang, memotong, membersihkan belukar dan membakar ranting. Lading yang telah dibuka ditanami dengan tanaman yang diperlukan. Apabila lading itu sudah tidak subur, mereka meninggalkan dan membuka ladang baru.

Demikian juga dengan menangkap ikan, sejak zaman pra aksara, penduduk yang hidup didekat sungai, danau, atau laut, menangkap ikan sebagai mata pencahariannya.

4.
Peralatan hidup




Tingkat peradapan suatu kelompok masyarakat tampak pula pada peralatan atau perlengkapan hidup yang digunakan. Pada masyarakat tradisional, peralatan hidup masih sederhana. Peralatan hidup yang digunakan pada masyarakat tradisional, antara lain berupa alat produksi, senjata, wadah, makanan, pakaian, tempat berlindung, dan alat transportasi. Sedangkan pada masyarakat modern peralatan hidup sudah menggunakan teknologi modern.

a.
Alat produksi
Alat produksi pada masyarakat tradisional berupa peralatan yang terbuat dari batu, tulang, kayu, dan logam. Menurut ahli pra aksara K.T. Oakley dalam bukunya Man The Tollmaker (1950), terdapat empat macam alat produksi, yaitu pemukul, penekan, pemecah, dan penggiling. Alat – alat produksi dalam dalam masyarakat tradisional dibedakan menurut fungsi dan lapangan pekerjaanya. Berdasarkan fungsinya, alat produksi berupa alat potong, alat tusuk, alat menyalakan api, alat pukul, dan sebagainya. Berdasarkan lapangan pekerjaanya, alat – alat produksi berupa alat ikat, alat tenun, alat pertanian, alat menangkap ikan, dan sebagaiannya.

b.
Senjata
Senjata dalam masyarakat tradisional dapat dibedakan menurut bahan dan teknik pembuatannya. Bahan mentahnya dapat berupa kayu, tulang, dan logam. Teknik pembuatannya menggunakan tangan. Menurut fungsinya, dekenal senjata – senjata berupaalat potong, alat tusuk, senjata lempar, dan tameng. Menurut pemakaiannya, dikenal senjata – senjata yang digunakan untuk bahan berburu, berkelahi, berperang, perhiasan, dan sebagainya.. dalam masyarakat modern, senjata dibuat dengan menggunakan teknologi canggih. Bentuk dan jenisnyapun beragam, seperti senjata api, peluru kendali, tank, pesawat tempur, dan sebagainya.

c.
Wadah
Dalam budaya masyarakat tradisional, wadah digunakan untuk menyimpan, menimbun, dan membawa barang. Berdasarkan bahan mentahnya, wadah terbuat dari bamboo, kayu, kulit kayu tempurung, tanah liat, maupun serat – serat seperti keranjang. Selain tempat menyimpan, wadah juga digunakan untuk memasak atau membawa barang. Dalam masyarakat modern wadah telah dibuat dengan teknologi modern.

d.
Makanan
Dalam masyarakat tradisional makanan dibuat secara sederhana. Bahan mentahnya dapat berupa daun – daunan, sayur – sayuran, buah – buahan, biji – bijian, akar – akaran, dading, ikan dan sebagainnya. Ada dua cara dalam memasak makanan, yaitu dengan dibakar dan menggunakan batu panas. Batu – batu yang telah dipanaskan kemudian dimasukkan ke dalam bahan makanan. Dari tujuan konsumsi, makanan digolongkan dalam 4 macam, yaitu makanan dalam arti khusus (pokok), minuman, bumbu – bumbuan, dan makanan untuk kenikmatan misalnya tembakau, arak. Pada masyarakat modern, makanan dan minuman dibuat dengan teknologi modern, sehingga jumlah dan mutunya bervariasi. Makanan masyarakat modern tidak hanya memperhatikan jumlah, tetapi juga memperhatikan gizi dan mutunya.

e.
Pakaian
Pakaian merupakan benda budaya yang sangat penting bagi manusia. Tingkat kebudayaan masyarakat tercermin dari cara memilih dan mengenakan pakaian. Pada masyarakat tradisional, cara berpakaian masih sangat sederhana. Bahan pakaian terbuat dari daun – daunan, kulit pohon, kulit binatang, dan tenunan sederhana. Teknik pembuatannyapun bersifat sederhana, seperti diikat dan dicelup, ditinjau dari fungsinya, pakaian tradisional dibagi menjadi 4 macam, yaitu
1)
Alat untuk melindungi tubuh dari pebgaruh alam/ cuaca
2)
Lambing keunggulan
3)
Simbol yang dianggap suci
4)
Sebagai perhiasan.

Pada masyarakat modern, fungsi pakaian sudah lebih komplek dan bervariasi. Selain ke empat fungsi diatas, pakaian merupakan simbol san status sosial seseorang.

f.
Perumahan
Rumah sebagai tempat berlindung. Sejak zaman purba, rumah menjadi kebutuhan hidup walaupun sifatnya masih sederhana, yaitu sebagai tempat berlindung dari cuaca dan ancaman binatang buas. Rumah tradisional bahannya terbuat dari tanah, jerami, bamboo, kayu, kulit pohon, atau kulit binatang. Bentuk rumah tradisional ada 3 jenis yaitu rumah bawah tanah, rumah diatas tanah, dan rumah diatas tiang. Dari sudut pemakaiannya rumah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu rumah tadah angin, rumah gubug atau tenda, dan rumah untuk menetap. Dari segi sosialnya rumah berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga, tempat pemujaan, pertemuan umum, dan rumah pertahanan. Pada masyarakat modern, rumah telah dibuat lebih komplek dan bervariasi, baik bahan maupun cara pembuatannya. Bahkan dalam masyarakat modern rumah telah menjadi ukuran atau simbol status social.

g.
Alat transportasi
Alat transportasi dan segala bentukdan jenisnya merupakan unsur kebudayaan. Sejak zaman purba, manusia telah mengenal alat transportasi, walaupun masih sederhana. Pada masyarakat tradisional, alat transportasi terpenting yaitu rakit, perahu,kereta beroda,alat seret dan binatang. Pada suku tertentu jalan darat sebagai jalur transportasi tidaklah begitu penting, terutama bagi mereka yang tinggal ditepi sungai, danau, atau pantai.mereka menggunakan rakit, sampan, dan perahu sebagai alat transportasi. Pada masyarakat modern, alat transportasi telah canggih, sehingga bentuk dan jenisnya bervariasi. Seperti sepeda motor, mobil, kereta api, kapal laut, pesawat terbang dan lain – lain.

5.
Bahasa




Bahasa baik lisan, tulisan, maupun bahas isyarat merupakan komponen budaya. Bahasa menentukan tingkat kebudayaan atau peradaban kelompok masyarakat. Masyarakat praaksara tidak meninggalkan benda – benda bertulisan, sehingga dikatakan sebagai masyarakat  yang  terbelakang taraf peradabannya. Sebaliknya pada masyarakat modern, yang mampu menguasai beberapa bahasa mencerminkan tingkat peradabannya sudah tinggi. Kemampuan bahasa inilah yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan dan mewariskan kebudayaannya kepada manusia lainnya.

6.
Kesenian




Kesenian meliputi seni sastra, seni rupa, seni musik, seni suara, seni tari, dan seni drama/film merupakan komponen kebudayaan. Kessenian merupakan ekspresi hasrat manusia akan keindahan untuk dinikmati terbagi menjadi 2 macam, yaitu seni yang dinikmati dengan mata ( seni rupa ) dan seni yang dinikmati dengan telinga ( seni suara). Seni rupa terbagi menjadi seni patung, seni lukis, seni gambar, seni ukir (seni relief ) dan seni rias. Seni suara meliputi seni vocal, seni musik, seni sastra. Kesenian yang mencakup seni rupa dan seni suara ialah seni gerak atau seni tari. Seni drama merupakan kesenian yang mengintegrasikan seluruh cabang seni, sebab seni drama mengandung unsur – unsur seni sastra, seni musik, seni vocal, seni tari, seni rias/dekorasi. Wujud seni drama tradisional antara lain wayang, tonil, ketoprak. Wujud seni drama modern antara lain film, sinetron. Dalam budaya masyarakat tradisional, baik bentuk, sifat, maupun jenis kesenian masih bersifat sederhana dan belum menjadi kebutuhan yang penting. Berbeda dengan masyarakat modern, kesenian menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.

7.
Pengetahuan





Pengetahuan juga merupakan komponen kebudayaan. Ilmu pengetahuan menaruh perhatian yang besar terhadap pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat. Dari deskribsi etnografi, diketahui bahwa kepandaian setiap suku bangsa di dunia tidaklah sama. Kepandaian suku bangsa Negrito di Kongo dalam mengolah tanah, pengetahuan yang tinggi suku Polinesia dan Mikronesia dalam pembuatan perahu dan sistim navigasinya, kepandaian suku bangsa China dalam meramu obat – obatan tradisional. Menurut ahli ilmu social, tiap suku bangsa telah memiliki pengetahuan dasar tentang alam sekitar, bahan mentah, zat dan benda, tubuh manusia, sifat dan perilaku manusia, serta ruang dan waktu. Pada masyarakat tradisional yang peradabannya masih sederhana, pengetahuan tentang alam sekitar masih terbatas pada pengetahuan tentang musim, sifat – sifat alam, bintang – bintang di langit, dan sebagainya. Pengetahuan tersebut berkaitan erat dengan keperluan praktis berburu dan meramu, bercocok tanam, beternak, dan berlayar. Pengetahuan tentang alam dipengaruhi oleh sistim religi, terutama yang berhubungan dengan keingintahuan tentang asal mula penciptaan alam, dan gejala – gejala alam lainnya. Pengetahuan tentang alam tumbuhan erat kaitannya dengan sistim mata pencaharian dan bercocok tanam. Pengetahuan tentang alam binatang merupakan pengetahuan dasar dari suku bangsa yang hidup dari berburu, meramu, beternak, dan menangkap ikan. Hubungan alamiah manusia dengan hewan, mendorong manusia untuk mengetahui lebih banyak tentang hakikat binatang. Pada masyarakat modern, rasa ingin tahu tentang dunia hewan mendorong lahirnya ilmu biologi, botani, dan zoology. Demikian pula pengetahuan tentang tubuh manusia sudah dikenal oleh suku – suku bangsa dalam masyarakat kuno, terutama yang dikembangkan oleh dukun untuk menyembuhkan penyakit. Pada masyarakat modern, pengetahuan tentang tubuh manusia dikembangkan menjadi ilmu kedokteran. Pengetahuan dasar tentang manusia dan masyarakat telah dikenal sejak zaman kuno. Pergaulan antar sesama manusia dalam masyarakat mendorong munculnya adat istiadat, sistim nilai dan norma social.
Masyarakat tradisional juga telah mengenal pengetahuan tentang ruang dan waktu. Dasar – dasar tentang pengetahuan waktu, seperti lamanya waktu dalam setahun, sebulan, seminggu, dan sehari berdasarkan perputaran matahari. Pengetahuan tentang ruang, seperti menghitung jarak, panjang, tinggi, dan lebar, telah dikenal oleh bangsa Romawi dan Yunani Kuno. Pengetahuan tentang tulisan, huruf, dan bahasa juga telah diketahui oleh suku – suku bangsa di dunia. Huruf Paku, hieroglif, Pallawa, Jawa Kuno, Sunda, Bali Kuno, merupakan bukti bahwa manusia kuno telah mengenal tulisan. Dalam budaya modern pengetahuan mengenai tulisan telah berkembang menjadi ilmu bahasa dan sastra.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

LATIHAN SOAL

BAB III PERANAN MIKROORGANISME DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

LATIHAN SOAL