GEJALA ALAM ABIOTIK
Contoh gejala alam abiotik antara lain: rotasi bumi dan
peristiwa siang &malam, pelangi, tsunami, gempa bumi dsb.
a. Rotasi Bumi dan Peristiwa Siang & Malam
Dalam peredaranya mengelilingi matahari, bumi pun berputar
pada porosnya atau sumbunya. Perputaran bumi pada sumbunya disebut rotasi bumi.
Bumi berotasi pada porosnya dari arah barat ke timur. Arahnya persis sama
dengan arah revolusi bumi mengelilingi matahari .
Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4 detik ,selang waktu
ini disebut satu hari. Sekali berotasi, bumi menempuh 3600 bujur selama 24 jam.
Artinya 10 bujur menempuh 4 menit. Dengan demikian, tempat-tempat yang berbeda
10 bujur akan berbeda waktu 4 menit. Rotasi bumi menimbulkan beberapa peristiwa
yaitu :
Pergantian siang dan malam
Perbedaan waktu berbagai tempat dimuka bumi
Gerak semu harian bintang
Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
Pergantian siang dan malam
Permukaan bumi yang sedang menghadap matahari mengalami siang. Sebaliknya
permukaan bumi yang membelakangi matahari mengalami malam. Akibat rotasi bumi,
permukaan bumi yang menghadap dan membelakangi matahari berganti secara
bergantian. Ini adalah peristiwa siang dan malam. Karena periode peredaran semu
harian matahari 24 jam, maka panjang siang atau malam rata-rata 12 jam. Panjang
periode siang atau malam hari di khatulistiwa hampir sama sepanjang tahun,
yaitu berlangsung selama 12 jam. Kadang-kadang ada perbedaan sedikit yaitu
panjang siang tidak sama dengan panjang malam. Suatu waktu panjang siang lebih
besar dari 12 jam, dan ini berarti panjang malam hari kurang dari 12 jam.
Perbadaan ini menjadi lebih besar untuk tempat-tempat yang jauh dari
khatulistiwa (misalnya di daerah lintang dan kutub).
B. Perbedaan waktu berbagai tempat dimuka
bumi
Seluruh permukaan bumi dibagi-bagi menurut jaring-jaring
derajat. Jaring-jaring derajat itu dinamakan garis lintang dan garis bujur.
Garis lintang adalah garis yang sejajar dengan garis tengah khatulistiwa,sedang
garis bujur adalah garis yang sejajar dengan garis tengah kutub. Arah rotasi
bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Itulah sebabnya
matahari selalu terbit di timur terbenam di barat. Orang-orang yang berada di
daerah timur akan mengamati matahari terbit dan matahari terbenam lebih cepat
dari pada daerah yang berada di sebelah barat. Wilayah yang berada pada sudut
15 0 lebih ke timur akan mengamati matahari terbit lebih cepat satu jam.
Terdapat perbedaan waktu di tempat-tempat yang berbeda merediannya, yaitu tiap
1 derajat jarak dua garis meredian yang berturutan, waktunya berbeda 4 menit
atau tiap 15 derajat berbeda 1 jam. Atas dasar inilah diadakannya pembagian
daerah waktu di dunia. Sehingga di seluruh permukaan bumi secara umum terdapat
24 daerah waktu. Tiap dua daerah waktu yang berdampingan berselisih waktu 1
jam.
Zone-zone waktu di seluruh dunia berpangkal pada daerah waktu
meredian 0o yang dikenal dengan nama Greenwich Mean Time (GMT). Dengan dasar
tersebut, tempat-tempat yang terletak di Bujur Timur (Butim) atau sebelah timur
Greenwich waktunya ditambah (+) dari waktu GMT, sesuai dengan besar kecilnya
perbedaan garis bujur. Sedangkan di Bujur Barat (Bubar) waktunya di kurangi (-)
dari waktu GMT. Misalnya jam menunjukkan pukul 15.00 GMT maka pada saat itu di
daerah 30oBT, jam menunjukkan pukul 17.00. Dan saat itu di daerah yang terletak
di 30oBB baru menunjukkan jam 13.00.
Indonesia yang letaknya memanjang antara 95oBT dengan 141oBT,
maka Indonesia memiliki tiga bujur standar, yaitu 105 oBT, 120 oBT, dan 135
oBT. Akibatnya Indonesia dibagi atas 3 daerah waktu yaitu sebagai berikut:
1. Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) yang berpangkal pada
waktu meredian 105o BT. Daerahnya meliputi DI Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi,
Sumsel, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Serang (Banten), Jabar, Jateng, DI Yogyakarta,
Jatim, Kalbar, Kalteng.
WIB = GMT + 7 jam.
2. Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA) yang berpangkal pada
waktu meredian 120oBT. Dareahnya meliputi Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sulteng,
Sultra, Sulut, Bali, NTB, dan NTT. WITA = GMT + 8 jam.
3. Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) yang berpangkal pada
meredian 135oBT. Daerahnya meliputi Maluku dan Irian Jaya (Papua). WIT = GMT +
9 jam.
Dalam keperluan lain digunakan waktu meredian, yaitu waktu
yang berlaku untuk satu meredian. Selisih waktu meredian antara dua meredian
yang berdampingan ialah 4 menit. Kota A yang dilalui garis 100o BT lebih cepat
4 menit daripada waktu di kota B yang dilalui garis 99oBT. Akan tetapi waktu di
kota A lebih lambat 12 menit daripada waktu di kota C yang dilalui garis
103oBT.
Selain perbedaan waktu, rotasi bumi juga menyebabkan
perubahan hari atau tanggal. Perubahan hari atau tanggal itu terjadi pada garis
bujur 180o. Perhatikanlah bahwa garis berikut ini. Dengan demikian jika sebelah
kiri garis bujur 180o (BB) masih hari Minggu, maka sebelah kanan bujur 180o
(BT) sudah hari Senin. Jadi, penanggalan kita seolah-olah melompat satu hari.
150o BT BB 3ô180o ô150o
ô
Problem Solving
1. Sebuah pesawat terbang berangkat dari kota A yang berada
pada 150oBT menuju ke kota B yang berada pada 135o BB. Apabila pesawat tersebut
berangkat dari kota A pada hari Senin, 15 Januari 2000 jam 23.00, pada hari,
tanggal dan jam berapa pesawat tersebut sampai di B jika lama perjalanan dari A
ke B selama 4 jam?
Penyelesaian:
Hitung selisih waktu GMT dengan berdasar waktu di A 150oBT.
(besar busur A dibagi dengan 15 o/jam = 150/15 = 10 jam). Jadi GMT saat itu
baru jam 13.00.
Hitung waktu di B berdasar waktu GMT (besar busur B dibagi
dengan 15 o/jam = 135/15 = 9 jam). Jadi di B saat itu jam 04.00. tetapi harinya
lain (masih hari sebelumnya berarti Minggu).
Cara lain:
Hitung selisih bentang bujurnya, kemudian bagi dengan
15o/jam, hasilnya : (180-150) + (180-135) = 75o : 15/jam = 5 jam. Jadi selisih
waktu berangkatnya 5 jam.
Pada saat berangkat dari kota A, Senin 15 januari 2000 jam
23.00, maka di kota B masih hari minggu, 14 Januari 2000, jamnya = 23.00+5=
04.00 (28-24=4). Karena lama perjalanan pesawat 4 jam maka pesawat sampai di B
pada jam 04.00 + 4 jam = 08.00.
Gerak semu harian bintang
Bintang-bintang (termasuk matahari) yang tampak bergerak sebenarnya tidak
bergerak. Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur, bintang-bintang tersebut
tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi bumi tidak dapat kita saksikan,
yang dapat kita saksikan adalah peredaran matahari dan benda-benda langit
melintas dari timur ke barat. Oleh karena itu kita selalu menyaksikan matahari
terbit disebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Pergerakan dari timur ke
barat yang tampak pada matahari dan benda-benda langit ini dinamakan gerak semu
harian bintang. Karena gerak semu ini dapat di amati setiap hari, maka disebut
gerak semu harian.
Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
Rotasi bumi juga menyebabkan penggembungan di khatulistiwa dan pemapatan di
kedua kutub bumi. Selama bumi mengalami pembekuan dari gas menjadi cair
kemudian menjadi padat, Bumi berotasi terus pada porosnya. Ini menyebabkan
menggebungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi sehingga seperti
keadaannya sekarang. Karena percepatan gravitasi benbanding terbalik dengan
kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi tempat-tempat
di kutub lebih besar daripada disekitar khatulistiwa.
b. Pelangi
Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi
berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium
lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya
mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat
di sekitar air terjun yang deras.
Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari
banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari
berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia
sanggup menyerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang
akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis
paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum.
Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru
serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.
Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi
karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari
melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di
dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari
satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini
kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar
lagi dari tetesan air.
Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda,
tergantung pada warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di
paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan
matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si
pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang
orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada
dalam satu garis lurus.
c. Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami =
gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah
perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara
vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan
oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut,
longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat
merambat ke segala arah.
Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam
satu hentakan kuat.
b. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800
Km/jam
c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke
atas.
d. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun
di belakang pantai.
Secara skematis mekanisme terjadinya tsunami dapat
digambarkan sebagaimana ilustrasi berikut ini, dengan contoh proses surutnya
pantai dan kemudian gelombang berbalik menghantam pantai di Srilanka.
Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat
dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju
gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati
pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang
Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan
korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air
maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa
saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa
manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah,
dan air bersih.
Adapun antisipasi yang perlu dilakukan untuk mengurangi
dampak akibat tsunami antara lain:
1) Melakukan pemetaan daerah rawan genangan tertinggi
jika ada tsunami.
2) Membuat jalur evakuasi.
3) Menentukan dan memberi informasi tempat penampungan
sementara yang cukup aman.
4) Berkoordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika
(BMG), kepolisian, pemerintah daerah, dan rumah sakit. Selain itu masyarakat juga
harus memahami gejala-gejala yang tidak biasa terjadi.
5) Melakukan pertemuan rutin untuk menambah pengetahuan
mengenai gempa dan tsunami. Jika masih kurang jelas, dapat mendatangkan
ahli untuk memberi informasi.
6) Melakukan latihan secara reguler, baik terjadwal maupun
tidak terjadwal.
7) Membuat kode tertentu yang dikenali masyarakat sekitar
guna menandakan evakuasi.
8) Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat
tinggal masyarakat.
Adapun langkah yang perlu dilakukan tiap individu sebagai
berikut.
1) Menyiapkan tas darurat yang berisi keperluan-keperluan
mengungsi selama tiga hari seperti makanan, pakaian, suratsurat
berharga atau obat-obatan.
2) Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti
saat terjadinya gempa.
3) Selalu peka terhadap fenomena alam yang tidak biasa.
Apabila kita peka sebenarnya alam telah memberikan tandatanda
sebelum terjadinya tsunami.
Beberapa petunjuk yang diberikan alam antara lain berikut
ini.
1) Adanya suara gemuruh di laut, hal ini akibat adanya pergeseran
lapisan tanah.
2) Laut tiba-tiba menyurut sampai agak jauh ke tengah.
3) Karena surutnya laut maka akan tercium bau khas laut
seperti bau amis.
4) Burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi menuju
daratan.
d. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1. Proses tektonik akibat pergerakan
kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal,
contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa
dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat
menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban
jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan
batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa
bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan
transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan
lainnya.
Komentar
Posting Komentar